Rabu, 23 Januari 2013

2 Januari

Lamongan, 2 Januari 2013 1:30 WIB
Seperti rasa nasionalisme itulah, kau ucapakan janji sumpah itu bersama waktu. Tapi itulah waktu, waktu yang terus berdetik dan terus berputar. Selama itulah serpihan kata itu pudar. Kata yang sangat bermakna. Tapi sekarang kata itu yang akan terkenang. Sejak 26 November 2012 itu kegaduhan hati terucap, tak pernah sadar trus terucap hingga takkan pna mungkin janji itu akan terjadi.. Sejalan ku tulus untukmu. Seperti itulah yang sebenarnya. Sekuat pohon aku bertahan. Bertahan dalam tubuh. Sekuat pohon aku senyum. Sekuat pohon aku berlari ke depan. Karena semua berawal dari luka lama kita bersama. Senyum dunia selalu ku lihat saat itu, meskipun cuaca tak pernah berhenti datang. Karena senyum itulah aku yakin kita bisa bertahan. Tapi seperti kata pepatah semakin tinggi pohon semakin tinggi terjanganya. Dan seperti itulah pohon, sekuat apapun itu akan rentan dalam gelombang besar. Huft.... sungguh melelahkan berpura-pura senyum. Entah apa sebabnya berpura-pura tersenyum? Dan kenapa harus berpura-pura? Jawaban yang belum pasti.. Apakah karena kata-kata itu? Apakah karena luka lama?  Apakah karena kehendak-Nya? Entahlah dimana aku harus mencari jawabanya itu ! Aku tak begitu, tak lagi sekuat pohon. Yang dulu kokoh dan tak berserpihan. Tuhan jika kelak aku ditakdirkan kembali, aku tak ingin menjadi pohon yang tak sekuat itu. Sekarang dengan serpihan itu aku ingin mencoba kembali ke tanah, dimana tempat yang seharusnya aku pijak.
Kenapa kita tidak bersama? kenapa janji yang pernah kau ucapkan terlupakan? Apa salah hubungan kita? Apa salah cinta kita? Bukankah komitmen kita untuk selalu bersama dan menatap masa depan! Kenapa kita tidak bisa seperti pohon yang kuat? Kenapa kita terkalahkan oleh suatu masalah? Bukankah masalah itu pada akhirnya membawa kita kebenaran? Kenapa begitu mudah kau menyerah? Percumakah kesetiaan ku pada mu? Percumakah pengorbanan ku untuk mu? Kenapa kau tak bisa setegar karang?. Semua pertanyaan yang tak kan pernah terjawab karena kita berpisah dan terdiam. Kini semua hanya kenangan untuk ku. Maafkan aku yang pernah menyakitimu. Maafkan aku yang tak bisa berbuat apapun lagi.. Aku tak kan melakukan sesuatu yang akhirnya buat kita bersama. Biarkan semua indah pada waktunya. Dan dinginya sikapmu itu akan aku balas dengan kesetiaan. I Love U and Miss U. God bless U.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar