Lamongan, 2 Januari 2013 1:30 WIB
Seperti rasa nasionalisme
itulah, kau ucapakan janji sumpah itu bersama waktu. Tapi itulah waktu, waktu
yang terus berdetik dan terus berputar. Selama itulah serpihan kata itu pudar.
Kata yang sangat bermakna. Tapi sekarang kata itu yang akan terkenang. Sejak 26
November 2012 itu kegaduhan hati terucap, tak pernah sadar trus terucap hingga
takkan pna mungkin janji itu akan terjadi.. Sejalan ku tulus untukmu. Seperti
itulah yang sebenarnya. Sekuat pohon aku bertahan. Bertahan dalam tubuh. Sekuat
pohon aku senyum. Sekuat pohon aku berlari ke depan. Karena semua berawal dari
luka lama kita bersama. Senyum dunia selalu ku lihat saat itu, meskipun cuaca
tak pernah berhenti datang. Karena senyum itulah aku yakin kita bisa bertahan.
Tapi seperti kata pepatah semakin tinggi pohon semakin tinggi terjanganya. Dan
seperti itulah pohon, sekuat apapun itu akan rentan dalam gelombang besar. Huft....
sungguh melelahkan berpura-pura senyum. Entah apa sebabnya berpura-pura tersenyum?
Dan kenapa harus berpura-pura? Jawaban yang belum pasti.. Apakah karena
kata-kata itu? Apakah karena luka lama?
Apakah karena kehendak-Nya? Entahlah dimana aku harus mencari jawabanya
itu ! Aku tak begitu, tak lagi sekuat pohon. Yang dulu kokoh dan tak
berserpihan. Tuhan jika kelak aku ditakdirkan kembali, aku tak ingin menjadi
pohon yang tak sekuat itu. Sekarang dengan serpihan itu aku ingin mencoba kembali
ke tanah, dimana tempat yang seharusnya aku pijak.
Kenapa kita tidak bersama?
kenapa janji yang pernah kau ucapkan terlupakan? Apa salah hubungan kita? Apa
salah cinta kita? Bukankah komitmen kita untuk selalu bersama dan menatap masa
depan! Kenapa kita tidak bisa seperti pohon yang kuat? Kenapa kita terkalahkan
oleh suatu masalah? Bukankah masalah itu pada akhirnya membawa kita kebenaran?
Kenapa begitu mudah kau menyerah? Percumakah kesetiaan ku pada mu? Percumakah
pengorbanan ku untuk mu? Kenapa kau tak bisa setegar karang?. Semua pertanyaan yang
tak kan pernah terjawab karena kita berpisah dan terdiam. Kini semua hanya
kenangan untuk ku. Maafkan aku yang pernah menyakitimu. Maafkan aku yang tak
bisa berbuat apapun lagi.. Aku tak kan melakukan sesuatu yang akhirnya buat
kita bersama. Biarkan semua indah pada waktunya. Dan dinginya sikapmu itu akan
aku balas dengan kesetiaan. I Love U and Miss U. God bless U.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar