Rabu, 09 November 2011

Proses Disintegrasi Sebagai Akibat Perubahan Sosial


 Perubahan sosial adalah perubahan norma. Perubahan norma dan proses pembentukan norma yang merupakan inti dari kehidupan untuk mempertahankan persatuan kehidupan kelompok. Oleh karenanya proses perubahan sosial adalah proses disorganisasi dan disintegrasi dalam segala bidang.
Krteria terjadinya disorganisasi antara lain terletak pada persoalan apakah organisasi tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Misalnya sebuah mobil dikatakan baik apabila semua bagian dari mobil tersebut berfungsi sebagaimana mestinya.
Demikian juga dalam suatu masyarakat, apabila salah satu unsurnya mengalami perubahan sebagai akibat dari masuknya atau ditemukannya unsur baru, maka akan terjadi suatu situasi yang tidak serasi dan pada akhirnya menimbulkan disorganisasi atau disintegrasi.
Proses perubahan dalam masyarakat dapat diketahui dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut :
a. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang, karena setiap masyarakat mengalami perubahan-perubahan yang terjadinya secara cepat maupun lambat.
b.  Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan lain secara berantai.
c.  Perubahan-perubahan sosial yang terjadi secara cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara, karena berada dalam proses penyesuaian. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencangkup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
d.  Perubahan tidak terbatas hanya pada salah satu bidang, misalnya materi atau nonmateri saja, sebab kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang snagat kuat.
            Perubahan sosial mempunyai beberapa pengertian sesuai dengan sudut pandanganya. Untuk lebih jelasnya penulis mengikuti pendapat beberapa sosiolog, antara lain :
a.  Selo Soemardjan; Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memepngaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. 
b.  John Lewis Gillin dan John Philip Gillin: Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cra-cara hidup yang diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dari suatu penemuan baru dalam masyarakat.
c.  Wiliam F. Ogburn; Perubahan sosial meliputi unsu-unsur kebudayaan nonmaterial yang ditekan pada besar/kecilnya pengaruh unsur-unsur kebudayaan material terhadap kebudayaan nonmaterial.
d.  K. Mac Iver; Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap kesinambungan hubungan sosial.
e.  Samuel Koening; Perubahan sosial menunjukkan pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern maupun ektern.
f.  Kingley Davis; Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
            Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para sosiolog dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam stuktur dan sistem sosial yang menyangkut nilai-nilai, sikap dan prilaku, norma-norma, lapisan-lapisan sosial, susunan lembaga kemasyarakatan. Terjadinya perubahan dalam masyarakat dapat apathy (kelumpuhan mental), pertentangan-pertentangan dan sampai saat ini dianggap mutlak. Suatu masyarakat mengalami perubahan atau tidak dapat dilihat dari gejala sosial yaitu terganggunya keseimbangan (equilibrium) di antara kesatuan-kesatuan sosial (social unit) dalam masyarakat.

BENTUK – BENTUK PERUBAHAN
            Perubahan dalam suatu msyarakat dapat dibedakan menjadi perubahan lambat dan perubahan perubahan cepat. Perubahan yang terjadi secara lambat adalah perubahan yang memerlukan waktu lama.
Perubahan yang kecil dan lambat disebut evolusi. Pada evolusi perubahan-perubahan terjadi dengan sendirinya, tanapa suatu rencana atau kehendak tertentu. Dalam perubahan ini individu dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, dimulai dari bentuk yang sederhana kemudian bentuk yang kompleks sampai pada tahap sempurna. Misalnya, masyarakat yang terisolir, gejala perubahannya baru dapat dilihat dalam beberapa generasi.
Perubahan yang terjadi secara cepat adalah perubahan yang memerlukan waktu yang singkat, disebut juga revolusi, dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi kehidupan. Revolusi umunya dilaksanakan dengan perencanaan terlebih dahulu. Berlangsungnya suatu revolusi  dapat diawali dengan suatu pemberontakan (kekerasan) yang kemudian berubah menjadi revolusi, misalnya perjuangan rakyat Indonesia untuk meraih meraih kemerdekaan.
Secara sosiologis, suatu revolusi dapat berlangsung apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.    Harus ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan. Dalam arti masyarakat merasa tidak puas terhadap suatu keadaan dan ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan mengubah keadaan tersebut.
b.    Adanya seseorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin dan menggerakkan masyarakat.
c.    Pemimpin tersebut mampu menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas menjadi program dan arah bagi gerakkan masyarakat tersebut.
d.   Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan yang jelas terhadap anggota masyarakatnya. Artinya tujuan tersebut bersifat konkrit dan dapat dilihat oleh nasyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan suatu ideologi.
e.    Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu saat di mana keadaan dan faktor sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerkan. Contoh :  Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia yang disetuskan tanggal 17 Agustus 1945. Menjadi bangsa yang merdeka merupakan keinginan seluruh rakyat Indonesia yang terpendam dalam waktu ratusan tahun. Pada saat yang bersamaan muncul individu-individu yang mampu menampung keinginan rakyat, mereka bertidak sebagai penggerak dan sekaligus sebagai pemimpin. Pencetus kemerdekan tersebut dilaksanakan pada waktu dan keadaan yang sangat tepat dan menguntungkan, sebab pemerintahan di Indonesia mengalami kekosongan, Jepang sudah menyerah kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945 dan tidak berhak lagi terhadap negara jajahanya. Belanda yang masih ingin menguasai dan menjajah Indonesia tidak ada tempat lagi. Dan pada saat itu bangsa Indonesia yang diwakili oleh pemimpinnya Soekarno-Hatta memproklamasikan diri menjadi bangsa yang merdeka.

PERUBAHAN KECIL DAN PERUBAHAN BESAR
            Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang pengaruhnya tidak langsung atau kurang berarti bagi masyarakat secra keseluruhan, sebab hanya menyangkut unsur-unsur sosial yang tidak prinsip. Seperti perubahan mode rambut, pakaian, cara dan alat–alat memasak relatif kecil terhadap masyarakat sebab tidak akan berpengaruh terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan.
            Perubahan yang berpengaruh besar adalah perubahan yang menyangkut struktur dan sistem sosial dan mengakibatkan pengaruh besar terhadap masyarakat secara keseluruhan. Seperti perubahan kependudukan; bertambah jumlah dan kepadatan penduduk, menyebebkan penggunaan lahan untuk pemukiman bertambah dan secara otomatis mengurangi lahan pertanian atau hutan, meningkatnya kebutuhan hidup . di lain pihak meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya masalah kependudukan dalam bentuk disorganisasi atau disintegrasi sosial, seperti kemiskinan, kejahatan, pengganguran, prostitusi, dan kenakalan remaja.

PERUBAHAN YANG DIKEHENDAKI DAN TIDAK DIKEHENDAKI
            Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan yang dalam prosesnya diarahkan dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh pihak-pihak tertentu sebagai pemimpin masyarakat (agent of change), yaitu sesorang atau kelompok yang mendapatkan kepercayaan dari anggota masyarakat. Perubahan ini diawali dengan perencanaan sosial (social planning), yaitu metode atau cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur atau rekayasa sosial (sosial engineering).
            Perubahan yang tidak dikehendaki (tidak direncanakan) adalah perubahan yang berlangsung di luar jangkauan pengawas masyarakat, perubahan ini menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Misalnya, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat Indonesia. 

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN
       a. Faktor Intern
            Penyebab terjadinya perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat,antara lain :
1)   Perubahan kependudukan
        Bertambah atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah menyebabkan terjadinya perubahan struktur sosial terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.
        Pertambahan pendudukan yang pesat menyebabkan mengakibatkan bertambahnya kompleksnya sistem sosial. Hal ini mendorong lahir dan berkembangnya lembaga-lembaga kemasyarakatan, seperti : lembaga pendidikan, ekonomi, agraria (pertahanan), sosial dan sebaginya
        Sebaliknya pengurangan pendudukan akibat migrasi menyebabkan kekosongan dalam bidang pembagian kerjadan pelapisan sosial. 
2)   Penemuan baru
        Penemuan baru merupakan hasil dari proses sosial dan kebudayaan yang diciptakan oleh seseorang atau kelompok. Proses penemuan berlangsung seiring dengan kebutuhan masyarakat. Semakin berkembangnya suatu masyarakat semakin sering pula innovasi dihadirkan, yang kemudian diterima, dipelajari dan dipergunakan dalam masyarakat yang bersangkutan atau masyarakat lain.
        Adanya penemuan baru dalam salah satu unsur budaya, pengaruhnya besar sekali terhadap sistem kemasyarakatan sebab dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dlam lembaga-lembaga kemasyarakatan.
3)   Pertentangan (konflik)
        Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok. Perbedaan faham / penilaian terhadap suatu gejala sosial yang dilakukan oleh para pemimpin / pemuka masyarakat, dapat menimbulkan pro dan kontra di antara anggota masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam sistem kemasyarakatan.  Misalnya, dokter / bidan masuk masuk desa menyebabkan dukun-dukun di daerah yang bersangkutan merasa tersaingi, pertentangan antara dokter dengan dukun tersebut menyebabkan pro dan kontra dalam masyarakat tersebut. 
4)   Revolusi
        Terjadinya revolusi dalam salah satu unsur budaya dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam tatanan kehidupan suatu masyarakat. Contoh : Proklasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyebabkan terjadinya perubahan yang azasi, yaitu dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka. Hal ini menyebabkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya.
       b.  Faktor Ekstern
            Diantara  faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial adalah :
1)   Perubahan alam
        Terjadinya perubahan alam di sekitar tempat tinggal suatu masyarakat baik yang tidak disengaja maupun disengaja (bencana alam), maupun yang disengaja karena (pembangunan). Hal ini memungkinkan terjadinya perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. 
2)   Peperangan
      Bila dua kelompok masyarakat melakukan peperangan, umunya salah satu kelompok mengalami kekalahan. Kelompok masyarakat yang kalah cenderung mengalami perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, sebab yang menang cenderung dominan dan memaksakan kebudayaannya ke dalam masyarakat yang kalah.    
3)   Pengaruh kebudayaan lain
        Masuknya suatu kebudayaan lain dapat terjadi secara langsung, karena dua atau lebih kelompok masyarakat dengan kebudayaan yang berlainan  hidup secara berdampingan, memungkinkan terjadinya kontak langsung. Dan hal ini mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik.
        Proses masuknya pengaruh kebudayaan umumnya melalui dua cara yaitu dengan cara damai (tanpa paksaan) dan dengan cara paksaan (kekerasan). Secara damai; apabila pengaruh dari suatu masyarakat diterima langsung dengan alasan mempunyai kegunaan dalam kehidupan atau demonstration effect. Contohnya : Bangsa Indonesia mencoba mengambil alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju, dengan harapan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pengambilan alih iptek ini akan mempengaruhi lembaga kemasyarakatan secara menyeluruh.
        Masuknya suatu kebudayaan terhadap masyarakat dan kebudayaan lain dengan cara paksaan; masyarakat yang lemah harus mau menerimanya. Contoh: Bangsa-bangsa penjajah cenderung memasukkan pengaruh kebudayaannya dengan cara paksa, seperti: sistempemerintahan, sistem ekonomi, sistem politik. Dengan demikian terdapat perubahan dari sistem-sistem sebelumnya.

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANYA PERUBAHAN
       a. Faktor Pendorong
1)  Kontak dengan kebudayaan lain. Salah satu proses sosial sebagai akibat dari kontak dengan kebudayaan lain adalah difusi. Difusi adalah proses penyebaran kebudayaan dari suatu individu/masyarakat ke individu.
     Difusi terdiri atas dua tipe , yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
     Difusi intamasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a)      Suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai kegunaan.
b)      Ada tidaknya unsur-unsur kebudayaan yang menunjang untuk unsur-unsur baru tersebut.
c)      Campur tangan pemerintah terhadap proses difusi tersebut.
Difusi antarmasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a)      Adanya kontak antar masyarakat.
b)      Adanya pengakuan akan kegunaan unsur baru tersebut.
c)      Peranan masyarakat yang menyebarkan penemuan baru tersebut.
2) Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang, dalam arti tidak bertentangan dengan norma-norma masyarakat.
3) Penduduk yang heterogen. Masyarakat yang bervarisi dengan latar belakang ras, suku bangsa, agama, ideologi dan sebagainya, mempermudah pertentangan yang berlanjut dalam bentuk kegoncangan. Sehingga merupakan pendorong sebagainya perubaha-perubahan masyarakat.
4) Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.
5) Berorientasi ke masa depan.
       b. Faktor Penghambat
1) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Kehidupan yang serasi karena terbatasnya sarana komunikasi atau karena mengisolasi diri, mengakibatkan kurang mengetahui perkembangan masyarakat lain.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat. Hal ini merupakan akibat dari kurangnya hubungan dengan masyarakat lain atau karena dijajah oleh bangsa lain.
3) Prasangka buruk terhadap hal-hal baru .
4) Hambatan yang bersifat ideologi.
5) Kebiasaan dan adat istiadat.

AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL
            Gejala dalam masyarakat yang dapat diamati sebagai akibat perubahan sosial terutama perubahan sosial yang berencana, baik yang bersifat positif maupun negatif, antara lain :
a.    Bertambahnya jumlah dan aneka ragam tuntutan dak kebutuhsan
b.    Bertambahnya tuntunan akan kebebasan beserta akibat yang timbul dari kebebasan tadi.
c.    Bertambahnya ingan intesifnya polarisasi kekuasaan di tangan eksekutif.
d.   Bertambahnya spesialisasi dengan akibat adanya organisasi-organisasi.
e.    Bertambah baiknya taraf hidup masyarakat.
f.     Hilangnya keseimbangan antara hak dan kewajiban.
g.     Hilangnya konsensus dalam prinsip-prinsip kemasyarakatan.

PROSES DISINTEGRASI
            Disorganisasi atau disintegrasi sosial merupakan gejala sosial yang menggambarkan adanya ketidaksenambungan atau ketidak serasiaan di antara unsur-unsur sosial yang saling berbeda dalam kehidupan.
            Disorganisasi atau disintegrasi sosial adlah proses berputarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. (Soerjono Soekanto)
            Disintegrasi sosial sebagai akibat dari perubahan sosial pada awalnya ditandai dengan gejala sebagai berikut :
a. Tidak ada kesamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai tujuan masyarakat mengenai tujuan masyarakatnya yang semula dijadikan pegangan atau patokan.
b.  Norma-norma masyarakat tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai alat/sarana untuk mencapai tujuan masyarakat.
c.  Adanya pertentangan antara norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebinggungan bagi anggota masyarakat itu sendiri.
d.  Sanksi yang diberikan kepada pelanggar norma tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
e.  Tindakan-tindakan anggota masyarakat tidak lagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
f.  Terjadinya interaksi sosial yang ditandai dengan proses sosial yang dissosiatif. Misalnya : persaingan, kontravensi, pertentangan/pertikaian.

BENTUK-BENTUK DISINTEGRASI
            Bentuk-bentuk disintegrasi sosial yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, antara lain pergolakan daerah, aksi protes dan demontrasi, kriminalitas, kenakalan remaja.
a.    Pergolakan daerah
Semenjak bangsa Indonesia memproklamasikan diri tanggal 17 Agustus 1945 menjadi bangsa merdeka sampai dengan masapembangunan sekarang, sering kali terjadi pemberontakan atau pergolakan daerah yang menggangu stabilitas nasional sehingga menghambat jalanya perjuangan dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasaan dari kelompok-kelompok tertentu terhadap pemerintah yang sah. Pergolakan ini dilatarbelakangi oleh berbagai alasan, seperti ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
b.    Aksi protes dan demontrasi
Aksi protes dan demontrasi dilakukan oleh sekelompok orang yang ditunjukan kepada pemerintah maupun swasta. Alasan dilakukannya aksi protes dan demontrasi antara lain karena adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan umum.
c.    Kriminalitas
Kriminalitas atau kejahatan merupakan gejala sosial yang disosiatif, ditandai dengan prilaku-prilaku menyimpang yang di cenderung melawan norma terutama norma hukum, sehingga tidak sesuai oleh masyarakat, misalnya : pembunuhan, penculikan, korupsi, dan sebaliknya. Tindak kriminal yang dilakukan secara individu atau kelompok mengakibatkan terjadinya disintegrasi sosial yang semakin luas dan pada akhirnya menimbulkan masalah-masalah sosial lain secara berangkai dan satu sama lain saling terkait.
d.   Kenakalan remaja
Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah generasi muda yang menggambarkan disintegrasi akibat perubahan sosial. Sesuia dengan perkembangan psikologisnya, remaja memiliki dua ciri, antara lain :
1)        Keinginan untuk melawan, yang ditunjukkan dalam sikap radikal walaupun kadang-kadang disertai rasa takut terjadi kehancuran dalam masyarakatnya.
2)        Sikap apatis atau masa bodoh, biasanya disertai dengan kekecewaan terhadap masyarakatnya. Misalnya sikap kurang senang terhadap ukuran moral generasi tua yang konservatif.
Perubahan dan pergeseran unsur-unsur sosial dalam suatu masyarakat, pengaruhnya besar sekali terhadap perkembangan jiwa remaja, mereka mengalami kebingungan dalam memilih dan menentukan jati diri sebagai individu yang merupakan bagian dari masyarakatnya.
Seperti halnya kriminalitas, kenakalan remaja di daerah perkotaan intensitas dan frekuensinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah pedesaan, karena perkembangan kepribadian remaja dipengaruhi oleh lingkungan kota yang umumnya kurang baik. Hal ini sebagai demonstration effect yang sangat kuat dan seterusnya merupakan masalah-masalah yang terjadi secara sosiologis, yang dilarutkan sebagai berikut : (Soerjono Soekanto)
1)        Persoalan sence of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua, terutama yang menjadi warga masyarakat lapisan atas. Anak-anak dari orang-orang yang menduduki lapisan tinggi dalam masyarakat biasanya menjadi pusat perhatian dan sumber imitasi bagi anak-anak yang berasal dari lapisan bawah.
2)        Timbulnya usaha-usaha generasi muda yang bertujuan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat, yang disesuaikan dengan nilai-nilai kaum muda.
3)        Timbulnya organisasi-organisasi pemuda informal, yang tingkah lakunya tidak sesuai oleh masyarakat pada umunya.
Diantara usaha - usaha pengorganisasian tersebut, mereka ingin mewujudkan cita – cita dan pola kehidupan baru, cita – cita tentang kebebasan dan spontanitas, aspirasi terhadap kepribadian, dan sebagainya yang ditempatkan pada porsi yang tidak tepat, sehingga terdapat perkumpulan pemuda yang mengarah kepada perbuatan makar yang tidak disukai dan tindaka lain yang melanggar tata tertib lalu lintas, kelompok – kelompok yang mengarah kepada perkelahian, penggunaan obat – obatan terlarang.
Remaja merupakan generasi penerus perjuangan bangsa, apabila gejala seperti demikian dibiarkan, dalam arti tidak ada usaha yang sungguh – sungguh untuk menanggulanginya, dapat membahayakankelangsungan bangsa.
 
AKOMODASI BARU
Kesinambungan dalam masyarakat  ( social equilibrium ) merupakan suatu situasi yang didambakan oleh setiap anggota masyarakat.
Apabila suatu kesinambungan dapat di pylihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan mak keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian.
Suatu perbedaan dapat diselesaikan melalui dua cara, yaitu :
a.                  Penyesuaian antara lembaga – lembaga kemasyarakatan.
Suatu keadaan yang menunjukkan bahwa masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga kemasyarakatan dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial.
b.                  Penyesuaian antar individu dalam masyarakat.
Suatu keadaan yang menunjukkan adanya usaha – usaha dari tiap individu untuk menyesuaikan yang telah diubah atau diganti, agar terhindar dari disorganisasi psikologis.

KESINAMBUNGAN MASYARAKAT INDONESIA
            Untuk kesinambungan masyarakat indonesia, perlu adanya usaha pelestarian nilai – nilai kehidupan yang merupakan identitas bangsa. Masyarakat indonesia harus menjadi bangsa modern yang sejajar dengan bangsa – bangsa lain di dunia, namun tetap menjadi bangsa Indonesia.
Langkah – langkah yang perlu diambil agar kesinambungan masyarakat Indonesia dapat dipertahankan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang adalah sebagai berikut :
a.                   Meningkatkan pendidikan dan pembinaan keagamaan.
Pendidikan dan pembinaan keagamaan perlu diberikan sejak dini sehingga nilai – nilai keagamaan dapat tertanam dengan kuat, dengan harapan dikemdian hari mampu mengantisipasi pengaruh – pengaruh negatif dari luar dirinya.
b.                  Perlu adanya campur tangan pemerintah dalam menyaring pengaruh – pengaruh luar (barat) yang dapat merusak nilai – nilai dan norma masyarakat Indonesia, yaitu memilih dan membatasi informasi – informasi yang disampaikan melalui media massa.
c.                   Meningkatkan rasa nasionalisme guna menciptakan stabilitas nasional, sehingga masyarakat yang adil dan makmur seperti yang diidam – idamkan dapat terwujud.
d.                  Menjaga kelestarian lingkungan hidup. Memanfaatkan sumber daya alam sesuai dengan kebutuhan serta mencegah dari perbuatan – perbuatan yang mencemari lingkungan, sehingga generasi berikutnya dapat menikmati perjuangan generasi sekarang.

Prinsip Dokumentasi Keperawatan

















Prinsip-prinsip dokumentasi menurut AIlen (1998), yaitu:
·           Tersedia format untuk dokumentasi.
·           Dokumentasi dilakukan oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobservasi langsung.
·           Dokumentasi dibuat segera setelah melakukan tindakan.
·           Catatan dibuat kronologis.
·           Penulisan singkatan dilakukan secara umum.
·           Mencantumkan tanggal, waktu tanda tangan, dan inisial penulis.
·           Dokumentasi akurat, benar, komplit jelas, dapat dibaca dan ditulis dengan tinta.
·           Tidak dibenarkan menghapus tulisan pada catatan menggunakan tip-ex. penghapus tinta atau bahan lainnya.
1.    Prinsip Dokmentasi Penulisan Pengkajian :
1.1    Sistematis : pengkajian dari saat masuk rumah sakit sampai pulang.
1.2    Format tersusun dan berkesinambungan.
1.3    Terdiri dari pencatan pengumpulan data, terkelompok dan analisa data yang mendukung klien.
1.4    Ditulis secara jelas dan singkat.
1.5    Menuliskan identitas waktu tanggal, nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.
1.6    Ikut aturan atau prosedur yang dipakai dan disepakati instansi.
2.    Prinsip Dokmentasi Penulisan Diagnosa :
2.1    Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah resiko.
2.2    Catat diagnosa keperawatan resiko dalam format keperawatan.
2.3    Mulai pernyataan diagnosis keperawatan dengan mengidentifikasi informasi tentang data untuk diagnosis keperawatan.
2.4    Masukkan diagnosis keperawatan ke dalam daftar masalah.
2.5    Hubungkan pada tiap-tiap diagnosa keperawatan ketika menemui masalah keperawatan.
2.6    Setiap pergantian jaga perawat, gunakan diagnosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, tindakan dan evaluasi.
2.7    Menuliskan identitas waktu tanggal dan tanda tangan pelaksana perumusan.
3.    Prinsip Dokmentasi Penulisan Intervensi :
3.1    Sebelum menuliskan rencana tindakan, kaji ulang semua data yang ada.
3.2    Daftar dan jenis masalah aktual resiko dan kemungkinan. Berikan prioritas utama pada  masalah aktual yang mengancam kesehatan.
3.3    Tulis dengan jelas khusus, terukur, kriteria hasil yang diharapkan untuk menetapkan masalah bersama dengan klien tentukan ketrampilan kognitif, afektif dan psikomotor yang merupakan perhatian.
3.4    Alasan prinsip specivity untuk menuliskan diagnosa keperawatan.
3.5    Mulai rencana tindakan dengan menggunakan action verb.Catat tanda-tanda vital setiap pergantian dines.
3.6    Tulis rasional dari rencana tindakan.
3.7    Menuliskan identitas waktu tanggal dan tanda tangan pelaksana.
3.8    Rencana tindakan harus dicatat sebagai hal yang permanen.
3.9    Klien dan keluarganya jika memungkinkan diikutkan dalam perencanaan.
3.10 Rencana tindakan harus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan diusahakan untuk selalu diperbaharui.
4.    Prinsip Dokmentasi Penulisan Implementasi :
4.1    Merupakan dokumentasi dalam penerapan intervensi
4.2    Gunakan bulpoint tertulis jelas, tulis dengan huruf cetak bila tulisan tidak jelas. Bila salah tidak boleh di tipp x tetapi dicoret saja, dan ditulis kembali diatas atau disamping
4.3    Jangan lupa selalu menuliskan waktu, jam pelaksanaan dan tanda tangan pelaksana.
4.4    Jangan membiarkan baris kosong, tetapi buatlah garis ke samping untuk mengisi tempat yang tidak digunakan.
4.5    Dokumentasikan sesegera mungkin setelah tindakan dilaksanakan guna mnghindari kealpaan (lupa).
4.6    Gunakan kata kerja aktif untuk menjelaskan apa yang dikerjakan.
4.7    Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan.
4.8    Dokumentasikan aspek keamanan, kenyamanan dan pengawasan infeksi dan lingkungan terhadap klien.
4.9    Dokumentasikan persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan tindakan invasif yang mempunyai resiko tambahan.
4.10Dokumentasikan dengan jelas, lengkap dan bila perlu tuliskan ungkapan klien untuk memperjelas maksud.
4.11 Rujuk ke petunjuk, kebijakan dan prosedur rumah sakit untuk penggunaan format.
5.    Prinsip Dokmentasi Penulisan Evaluasi :
5.1    Awali atau ikuti evaluasi dengan data pendukung.
5.2    Ikuti dokumentasi intervensi keperawatan dengan evaluasi formatif.
5.3    Gunakan evaluasi sumatif ketika pasien dipulangkan atau dipindahkan.
5.4    Catat evaluasi sumatif melalui pengkajian dan intervensi. Catat juga respon pasien.
5.5    Pernyataan evaluasi formatif dan sumatif dimasukkan kedalam catatan kesehatan.
5.6    Korelasikan data khusus yang ditampilkan dengan kesimpulan yang dicapai perawat.
5.7    Data pengkajian dan hasil yang diharapkan digunakan untuk mengukur perkembangan pasien.